NOTIS.CO.ID - Penyakit Gagal Ginjal kerap menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Saat salah satu atau kedua ginjal tidak mampu lagi menjalankan fungsinya secara maksimal, tubuh akan mengalami gangguan serius.
Meski terkesan datang tiba-tiba, kondisi ini sebenarnya bisa dicegah jika kita lebih memahami apa saja penyebab risiko gagal ginjal dan bagaimana cara menghindarinya sejak dini.
Kerusakan ginjal tidak terjadi dalam semalam. Ada banyak faktor yang dapat memicu terjadinya Gagal Ginjal, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga riwayat penyakit tertentu.
Karena itu, memahami akar penyebabnya adalah langkah awal yang sangat penting untuk menjaga fungsi ginjal tetap optimal dalam jangka panjang.
Penyebab Risiko Gagal Ginjal yang Sering Tidak Disadari
Beberapa kebiasaan yang tampaknya sepele ternyata bisa menjadi pemicu terjadinya gangguan ginjal.
Dalam keterangan resminya, BPJS Kesehatan mengungkapkan bahwa konsumsi makanan dan minuman berwarna buatan, mengandung pengawet, serta penggunaan obat-obatan secara berlebihan menjadi penyebab utama Gagal Ginjal kronis.
"Supaya masyarakat cermat memilih makanan sehat dan bergizi seimbang sebagai langkah promotif untuk menjaga kesehatan diri dan keluarganya," demikian pernyataannya dikutip Selasa (24/6/2025).
Kebiasaan mengonsumsi produk dengan kandungan kimia tinggi tanpa kontrol bisa memicu kerja keras ginjal secara terus-menerus. Seiring waktu, fungsi ginjal pun bisa menurun hingga akhirnya gagal bekerja sebagaimana mestinya.
Dalam kasus tertentu, seseorang mungkin tidak menyadari bahwa tubuhnya sedang memberi sinyal bahaya sampai gejala parah mulai muncul.
Selain faktor pola makan, riwayat penggunaan obat-obatan juga perlu diawasi. Banyak orang yang terlalu sering minum obat pereda nyeri atau antibiotik tanpa resep dokter.
Padahal, organ ginjal bertugas menyaring zat-zat kimia dari obat tersebut. Jika beban ini terus menumpuk, potensi kerusakan menjadi jauh lebih besar.
Penyakit Penyerta yang Meningkatkan Risiko Gagal Ginjal
Bukan hanya pola hidup yang berkontribusi terhadap risiko gagal ginjal. Beberapa kondisi medis juga bisa menjadi pemicunya. Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas termasuk dalam kelompok yang paling sering dikaitkan dengan kerusakan ginjal.
Diabetes, misalnya, bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal. Ketika kadar gula dalam darah terus-menerus tinggi, ginjal dipaksa bekerja lebih keras untuk menyaring darah.
Proses ini lambat laun bisa membuat ginjal mengalami penurunan fungsi permanen. Begitu pula dengan tekanan darah tinggi yang dapat merusak jaringan halus di dalam ginjal.
Tidak hanya itu, gangguan pada aliran darah menuju ginjal seperti akibat serangan jantung, anafilaksis, atau luka bakar parah juga dapat memicu Gagal Ginjal akut.
Riwayat Penyakit Ginjal dalam keluarga pun menjadi faktor risiko yang tidak boleh diabaikan. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan masalah ginjal, maka penting untuk lebih waspada dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Pentingnya Deteksi Dini dan Tindakan Preventif
Ketika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda seperti kelelahan ekstrem, bengkak pada kaki atau wajah, dan frekuensi buang air kecil yang tidak normal, bisa jadi itu adalah sinyal awal dari gangguan fungsi ginjal.
Terutama jika disertai kondisi penyerta seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, pemeriksaan medis sangat dianjurkan.
Semakin cepat kerusakan ginjal dikenali, semakin besar peluang untuk mengendalikan dampaknya. Diagnosis dan pengobatan dini bisa membantu mencegah kerusakan permanen serta memperlambat perkembangan penyakit.
Menerapkan pola hidup sehat secara konsisten juga bisa menjadi kunci utama dalam mencegah Gagal Ginjal.
Mengurangi konsumsi makanan olahan, memperhatikan asupan cairan, menghindari penggunaan obat tanpa pengawasan medis, serta rutin berolahraga adalah langkah sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan ginjal.