NOTIS.CO.ID - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal secara resmi menutup perhelatan Lampung Begawi 2025 yang digelar di Lampung City Mall, Minggu 5 Oktober 2025 malam. Ajang tahunan yang diinisiasi oleh Dekranasda, Pemprov Lampung dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung itu menjadi panggung sinergi antara budaya, kreativitas, dan ekonomi kerakyatan.
Mengusung tema “Sinergi, Digitalisasi, dan Inklusivitas untuk Ekonomi yang Tangguh dan Berkelanjutan”, Lampung Begawi 2025 menghadirkan lebih dari 70 pelaku UMKM unggulan, festival kuliner, pergelaran busana, festival musik, serta forum edukasi yang terbuka gratis untuk masyarakat.
Dalam sambutannya, Gubernur Mirza mengapresiasi seluruh pihak yang berkontribusi dalam suksesnya penyelenggaraan acara tersebut. “Atas nama Pemerintah Provinsi dan masyarakat Lampung, saya menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia, seluruh panitia, para peserta, mitra strategis, serta masyarakat yang telah mendukung Lampung Begawi 2025,” ujar Gubernur Mirza.
Mirza menegaskan pentingnya mendorong hilirisasi dan peningkatan nilai tambah produk unggulan daerah agar perekonomian Lampung lebih kuat dan berdaya saing. Ia menyoroti bahwa sebagian besar komoditas Lampung, seperti kopi, cokelat, dan singkong, masih banyak dijual dalam bentuk bahan mentah.
“Lampung adalah pintu gerbang Sumatera, tapi perannya jauh lebih besar. Kita memiliki padi, kopi robusta, singkong, lada, kakao, dan tebu yang tumbuh subur di tanah Sai Bumi Ruwa Jurai ini. Namun, banyak produk kita masih keluar sebagai barang mentah. Ke depan, kita harus mampu mengolahnya agar memberi nilai tambah,” ujarnya.
Gubernur Mirza menyebutkan, dari total perputaran uang di Provinsi Lampung yang mencapai Rp483 triliun pada 2024, sekitar 30 persennya berasal dari sektor pertanian. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya tergarap karena lemahnya daya saing dan kapasitas produksi pelaku UMKM.
“Banyak UMKM kita usianya belum dua tahun. Mereka butuh dukungan baik dari sisi regulasi, akses pasar, pembiayaan, maupun kolaborasi antarpelaku usaha. Pemerintah bersama Bank Indonesia dan mitra strategis akan memperkuat sinergi ini,” ujarnya.
Gubernur Mirza juga menyoroti potensi besar sektor pariwisata yang pada 2025 diperkirakan mampu menarik lebih dari 25 juta wisatawan domestik. Ia menilai, lonjakan wisatawan harus menjadi peluang bagi produk-produk lokal Lampung.
“Wisatawan datang membawa uang dan pasti belanja. Tugas kita adalah memastikan belanja itu untuk produk lokal. Ke depan, kita akan mendorong hotel, restoran, dan tempat wisata agar menjual dan menggunakan produk-produk UMKM Lampung,” ucapnya.
Ia menegaskan, regulasi yang berpihak kepada UMKM akan menjadi prioritas pemerintah daerah. “Masa depan ekonomi Lampung adalah UMKM. Cara tercepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah adalah dengan menggerakkan UMKM,” tambah Gubernur Mirza.
Menutup sambutannya, Gubernur Mirza mengajak seluruh pelaku UMKM untuk memperkuat kolaborasi dalam menghadapi tantangan global. “UMKM tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri. Kita harus bersinergi, yang kuat di modal bantu yang lemah di permodalan, yang kuat di pasar bantu yang lemah di pemasaran. Dengan kolaborasi, saya yakin UMKM Lampung bisa menguasai pasar nasional bahkan dunia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, menyampaikan bahwa Lampung Begawi 2025 berjalan sukses dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
“Alhamdulillah, Lampung Begawi 2025 telah berjalan dengan lancar selama tiga hari. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Lampung, Dekranasda, asosiasi, pelaku usaha, dan terutama para UMKM atas kepercayaan dan kerja kerasnya,” ujar Bimo.
Bimo menjelaskan, berbagai kegiatan digelar selama acara, mulai dari Talkshow UMKM: Go Global, Digital Ready, From Waste to Wealth, Showcase UMKM, Business Matching, hingga Fashion Show Lampung Begawi 2025. Rangkaian kegiatan tersebut juga mencakup pelatihan desainer, Harmoni Begawi, Bazaar Kuliner, Bedah Buku, hingga booth ketahanan pangan yang membagikan bibit cabai gratis.
Sepanjang pelaksanaan, kegiatan ini mencatat lebih dari 18.662 pengunjung, dengan nilai transaksi tenant wastra mencapai Rp500,6 juta dan tenant kuliner serta Begawi Mart sebesar Rp460 juta. Sementara kegiatan business matching yang mempertemukan 28 pelaku UMKM dengan calon pembeli internasional menghasilkan komitmen ekspor (Letter of Intent) senilai Rp5,5 miliar.
Selain itu, BI mencatat adanya komitmen pembiayaan senilai Rp10,46 miliar dari bank-bank mitra, seperti BRI, Mandiri, BNI, BTN, dan Bank Lampung, selama tiga hari penyelenggaraan.
Bimo berharap seluruh rangkaian acara ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat daya saing ekonomi daerah. “Sejalan dengan tema tahun ini, kami ingin memastikan sinergi, digitalisasi, dan inklusivitas menjadi fondasi ekonomi Lampung yang tangguh dan berkelanjutan di tengah dinamika global,” ujar Bimo.