Film Superman 2025 Diduga Sisipkan Pesan Pro Palestina

Kontroversi film Superman 2025 yang disebut mirip konflik Gaza memicu perdebatan panjang.
Trinita Adelia - Kamis, 17 Jul 2025 - 17:00 WIB
Film Superman 2025 Diduga Sisipkan Pesan Pro Palestina
Film Superman - Instagram @superman
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Film Superman (2025) karya James Gunn sedang jadi buah bibir. Banyak penonton dan kritikus merasa cerita yang ditampilkan tidak sekadar hiburan, tetapi memuat pesan politik yang membuat hati berdebar sekaligus bertanya-tanya.

Film ini disebut menampilkan kisah perjuangan yang terasa selaras dengan narasi pro Palestina, sehingga memicu diskusi panjang di berbagai forum film.

Alur Cerita Superman 2025 yang Penuh Kejutan

Dalam film ini, Clark Kent (diperankan David Corenswet) digambarkan sebagai jurnalis muda di harian terkenal, Daily Planet.

Ia sudah lama hidup di Bumi setelah diselamatkan dari kehancuran planet asalnya, Krypton. Kehidupan sehari-harinya terlihat biasa saja, tetapi di balik identitas itu ia menyimpan rahasia besar sebagai Superman, pahlawan super dengan kekuatan luar biasa.

Cerita semakin memikat saat Superman berusaha melindungi warga Jarhanpur, sebuah wilayah yang kerap diserang pasukan militer Boravia.

Adegan-adegan penyelamatan yang ditampilkan terasa intens, menimbulkan emosi kuat sekaligus rasa kagum pada pengorbanan Clark.

Namun, kehadiran Superman memancing amarah Lex Luthor (diperankan Nicholas Hoult), seorang pengusaha teknologi yang menganggap keberadaan Superman sebagai ancaman besar bagi tatanan dunia yang ia rencanakan.

Luthor memanfaatkan segala cara untuk menyingkirkan Superman. Kekuatan politik, senjata canggih, dan pengaruh besar di dunia bisnis ia gunakan untuk membungkam pahlawan tersebut.

Gambaran Boravia yang Memicu Tafsir Pro Palestina

Boravia, negara fiktif di Eropa Timur dalam cerita ini, digambarkan sebagai sekutu kuat Amerika Serikat dengan kekuatan militer lengkap.

Banyak penonton merasa representasi ini begitu mirip dengan militer Israel dalam konflik nyata. Sebaliknya, Jarhanpur yang menjadi tempat tinggal warga sipil, digambarkan sangat terbatas dalam hal persenjataan dan perlindungan.

Penonton dengan cepat menangkap simbol-simbol yang hadir di layar. Serangan brutal dari militer Boravia kepada warga Jarhanpur terasa emosional dan mengingatkan pada tragedi yang terjadi di Palestina.

Adegan anak-anak berlarian di tengah konflik, rumah-rumah yang hancur, hingga ketidakberdayaan warga, membuat beberapa orang yang menontonnya terdiam karena begitu mirip dengan gambaran situasi di Palestina.

Beberapa kritikus film bahkan menyebutkan bahwa James Gunn sengaja menampilkan elemen-elemen yang mengundang tafsir politik.

Namun, ada juga yang menilai hal ini hanya kebetulan dari sebuah cerita fiksi.

Akhir Cerita Superman yang Terasa Seperti Momen Sejarah

Menjelang akhir film, ada adegan warga Jarhanpur melakukan aksi besar-besaran untuk melawan tekanan yang mereka alami.

Adegan tersebut sangat mirip dengan aksi protes di Palestina pada 2018–2019 yang dikenal dengan The Great March of Return.

Ribuan warga sipil saat itu mengibarkan bendera dan melakukan demonstrasi setiap Jumat di perbatasan, menolak pendudukan Israel.

Di layar, anak-anak mengangkat bendera dengan lambang Superman, seolah melambangkan harapan di tengah kekacauan.

Banyak penonton langsung mengingat gambar-gambar nyata dari demonstrasi warga Gaza yang membawa bendera Palestina. 

Meski banyak yang menafsirkan demikian, James Gunn sendiri tidak pernah menyatakan bahwa film ini mengangkat isu Israel dan Palestina.

Sebagian penonton bahkan mengaku lebih fokus menikmati keindahan visual dan jalan cerita yang mengalir, tanpa terlalu memikirkan makna politik di baliknya.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements