Francesca Albanese Tantang Sanksi AS, Usai Ungkap Genosida Israel

Francesca Albanese kena sanksi AS karena kritik ke Israel, tapi sikapnya justru makin lantang dan menohok.
Trinita Adelia - Minggu, 13 Jul 2025 - 12:44 WIB
Francesca Albanese Tantang Sanksi AS, Usai Ungkap Genosida Israel
Bendera Amerika Serikat - freepik @wirestock
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Langkah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia, Francesca Albanese, mengundang perhatian dunia.

Bukannya mundur, Francesca malah tampil lebih vokal. Sanksi tersebut merupakan buntut dari laporan tajamnya yang mengungkap keterlibatan berbagai perusahaan dalam mendukung agresi Israel di Palestina.

Dengan lantang, ia menyebut bahwa intimidasi ini justru menguatkan komitmennya terhadap keadilan dan hukum internasional.

AS Menjatuhkan Sanksi, Francesca Albanese Menolak Bungkam

Langkah AS menjatuhkan sanksi terhadap Francesca Albanese dilakukan tak lama setelah dirinya mempresentasikan laporan berjudul Dari Ekonomi Pendudukan ke Ekonomi Genosida di markas besar PBB.

Laporan tersebut memaparkan peran perusahaan-perusahaan global yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung pendudukan Israel atas Palestina.

Tak hanya perusahaan dari AS dan Inggris yang disebut, tetapi juga dari China, Korea Selatan, hingga Swedia.

Isinya tidak main-main, laporan itu menyatakan bahwa "Israel dan produsen senjata global telah mengembangkan sistem yang semakin efektif mengusir warga Palestina dari tanah mereka."

Namun alih-alih membungkamnya, sanksi dari Washington justru menjadi pemicu bagi Francesca untuk semakin bersuara.

"[Ini tak akan menghentikan] upaya untuk menghormati keadilan dan hukum internasional," katanya tegas dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Kamis (10/7/2025).

Francesca Albanese Menyebut Sanksi AS Seperti ‘intimidasi ala mafia’

Respons Francesca terhadap sanksi ini tak main-main. Ia membandingkan langkah AS dengan taktik tekanan yang biasa dilakukan mafia.

"Sanksi hanya akan berhasil jika orang-orang takut dan berhenti terlibat," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa niatnya membongkar praktik tidak adil di Palestina semakin bulat. Semangatnya bukan tentang popularitas, melainkan keberpihakan pada korban.

Sanksi itu sendiri diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menyebut, "Hari ini saya menjatuhkan sanksi ke Pelapor Khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB Francesca Albanese atas upayanya yang tidak sah dan memalukan terhadap pejabat, perusahaan, dan eksekutif AS serta Israel."

Laporan PBB Telanjangi Keterlibatan Perusahaan Global dalam Agresi Israel

Dalam laporannya, Francesca membeberkan bagaimana sejumlah perusahaan besar dunia justru berperan penting dalam memperkuat sistem pendudukan dan kekerasan Israel atas Palestina.

Tak sedikit perusahaan yang terlibat berasal dari negara-negara besar yang dikenal sebagai pendukung HAM.

Tak hanya menyasar militer, serangan Israel juga merobek kehidupan sipil. Sejak agresi besar-besaran pada Oktober 2023, lebih dari 56.000 warga Palestina tewas dan ratusan ribu rumah hancur.

Mengejutkannya lagi, di tengah krisis kemanusiaan ini, Amerika tetap memberikan dukungan militer besar-besaran kepada Israel.

Keadilan Versus Kepentingan Politik di Balik Konflik Palestina

Israel telah menduduki wilayah Palestina sejak 1947. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak 2023, tindakan mereka semakin brutal.

Objek sipil dan warga biasa menjadi sasaran, sementara komunitas internasional seakan terpecah antara kepentingan politik dan nilai-nilai kemanusiaan.

Apa yang dilakukan Francesca bukan sekadar kritik. Ini adalah bentuk perlawanan moral terhadap sistem yang terus-menerus merugikan rakyat tak bersalah. Keberaniannya menuai ancaman, tapi juga memberi inspirasi bahwa perjuangan belum berakhir.

Dalam konteks ini, sanksi yang dijatuhkan AS menjadi simbol dari tekanan global terhadap siapa pun yang berani menantang arus utama. Dan dalam pertarungan ini, dia memilih keadilan.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements