Jumlah Anak di Jepang Kembali Turun ke Level Terendah Sepanjang Sejarah

Trinita Adelia - Senin, 05 Mei 2025 - 10:00 WIB
Jumlah Anak di Jepang Kembali Turun ke Level Terendah Sepanjang Sejarah
Ilustrasi anak-anak - freepik @jcomp
Advertisements

NOTIS.CO.ID - Tren jumlah anak di Jepang makin mengkhawatirkan karena untuk ke-44 kalinya secara berturut-turut.

Angka populasi anak-anak kembali turun dan kali ini menyentuh titik terendah dalam sejarah, tepat di saat negeri itu mati-matian berusaha membalikkan kondisi kelahiran yang terus merosot.

Berdasarkan data resmi yang dirilis Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menjelang Hari Anak Nasional pada Senin, 28 April 2025, tercatat hanya ada sekitar 13,66 juta anak berusia di bawah 15 tahun per 1 April 2025.

Angka ini termasuk anak-anak dari kalangan penduduk asing dan turun sekitar 350 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.

Proporsi anak-anak ini sekarang cuma 11,1 persen dari total populasi Jepang, yang juga menjadi rasio terendah sejak penghitungan ini mulai dilakukan tahun 1950.

Menurut data PBB, Jepang jadi negara dengan rasio anak terendah kedua dari 37 negara berpenduduk lebih dari 40 juta orang, tepat di bawah Korea Selatan yang hanya mencatat 10,6 persen.

Pemerintah Jepang kesulitan membalikkan tren penurunan kelahiran

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Jepang terus menyalakan alarm soal menurunnya angka kelahiran nasional, dan berbagai kebijakan telah diluncurkan untuk mengatasi masalah ini.

Dari subsidi keuangan untuk keluarga dengan anak, peningkatan akses ke layanan penitipan anak, sampai sistem kerja fleksibel bagi orang tua, semua sudah digelontorkan. Tapi hasilnya masih jauh dari harapan.

"Berbagai inisiatif tersebut belum menghentikan penurunan yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Jepang," begitu bunyi laporan resmi yang menyertai data tersebut. 

Sebagian besar pasangan muda mengaku enggan memiliki anak karena tingginya biaya hidup, keterbatasan ruang tinggal, serta beban kerja yang tinggi.

Di sisi lain, insentif pemerintah dianggap belum cukup menjawab tantangan nyata yang dihadapi keluarga muda di Jepang saat ini.

Struktur usia anak makin timpang di Jepang

Kalau melihat dari pembagian usia, ketimpangan jumlah anak-anak makin terasa jelas.

Di Jepang saat ini ada sekitar 3,14 juta anak berusia antara 12 hingga 14 tahun.

Tapi di kelompok usia 0 hingga 2 tahun, jumlahnya hanya 2,22 juta.

Jarak itu cukup signifikan dan memperlihatkan bagaimana angka kelahiran terus merosot dari tahun ke tahun.

Dari sisi gender, ada sekitar 6,99 juta anak laki-laki dan 6,66 juta anak perempuan di seluruh Jepang.

Situasi ini mengancam stabilitas ekonomi jangka panjang dan menimbulkan kekhawatiran soal kekurangan tenaga kerja, menurunnya konsumsi domestik, hingga tekanan berat terhadap sistem pensiun dan jaminan sosial.

Semua wilayah Jepang alami penurunan jumlah anak

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, tren penurunan jumlah anak terjadi di seluruh wilayah tanpa pengecualian.

Menurut data per 1 Oktober tahun lalu, semua dari 47 prefektur di Jepang mengalami penurunan jumlah anak dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak ada satu pun daerah yang berhasil mempertahankan atau menaikkan angka kelahiran.

Hanya dua wilayah yang masih mencatat Jumlah Anak lebih dari 1 juta, yaitu Tokyo dan Kanagawa.

Namun, itu pun lebih karena faktor urbanisasi dan migrasi internal daripada pertumbuhan alami penduduk.

Advertisements
Share:
Editor: Trinita Adelia
Source:

Baca Juga

Rekomendasi

Advertisements