NOTIS.CO.ID - Kisah tragis menimpa Hamdan Ballal, pembuat film Palestina yang memenangkan Oscar, setelah mengalami insiden penyerangan di Tepi Barat.
Akademi Film AS, yang dikenal sebagai penyelenggara ajang Oscar, awalnya mendapat kritik karena tidak segera bereaksi atas kejadian ini.
Namun, setelah tekanan dari banyak pihak, mereka akhirnya meminta maaf atas respons lambat yang mereka berikan.
Akademi Film AS Dikritik karena Tidak Responsif
Insiden yang dialami Hamdan Ballal menarik perhatian banyak pihak, termasuk para bintang Hollywood seperti Joaquin Phoenix, Penelope Cruz, dan Richard Gere.
Mereka mengecam sikap awal Akademi yang dianggap kurang peduli terhadap insiden yang menimpa Ballal.
Akademi awalnya mengeluarkan pernyataan umum yang mengecam kekerasan dan penindasan kebebasan berbicara tanpa menyebut nama Ballal secara langsung.
Sebagai salah satu sutradara dari "No Other Land," Film Dokumenter pemenang Oscar tahun ini, Ballal menjadi target serangan pemukim di Tepi Barat.
Ia juga ditahan oleh tentara Israel dengan todongan senjata. Kejadian ini memicu reaksi keras dari komunitas film, terutama para anggota Akademi sendiri.
Tekanan dari Anggota Akademi Memaksa Permintaan Maaf
Kemarahan atas respons awal Akademi semakin meluas.
Lebih dari 600 anggota menandatangani pernyataan yang menuntut Akademi untuk bertindak lebih tegas dalam mendukung Ballal.
Mereka menegaskan bahwa sebuah organisasi yang memberikan penghargaan kepada film Ballal tidak bisa tetap diam ketika pembuat filmnya mengalami ketidakadilan.
Tekanan ini akhirnya memaksa Akademi untuk menggelar pertemuan luar biasa guna membahas krisis yang semakin dalam.
Setelahnya, mereka mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka kepada Ballal dan seluruh komunitas film yang merasa tidak didukung oleh pernyataan sebelumnya.
Yuval Abraham, yang juga menjadi salah satu sutradara dan tampil dalam Film Dokumenter tersebut, telah berbicara menentang tanggapan Akademi.
"Setelah kritik kami, para pemimpin akademi mengirimkan email ini kepada para anggota yang menjelaskan kebungkaman mereka atas serangan Hamdan: mereka perlu menghormati 'sudut pandang yang unik'," tulisnya di X, sambil membagikan tangkapan layar surat Akademi.
No Other Land dan Isu yang Diangkat dalam Filmnya
"No Other Land" bukan sekadar Film Dokumenter biasa.
Film ini mengangkat isu sensitif tentang pemindahan paksa warga Palestina oleh pasukan Israel di Masafer Yatta, sebuah daerah yang sejak tahun 1980-an dinyatakan sebagai zona militer terbatas oleh Israel.
Meskipun berhasil memenangkan Oscar, film ini menghadapi kendala besar dalam mendapatkan distribusi utama di AS.
Setelah insiden penyerangan, Ballal menyampaikan bahwa perlakuan yang ia terima kemungkinan berkaitan dengan kemenangan filmnya di Oscar.
Saat ditahan di pusat militer Israel, ia bahkan mendengar para tentara menyebut namanya bersamaan dengan kata "Oscar."
Meskipun akhirnya dibebaskan sehari kemudian, insiden ini menjadi bukti nyata dari tantangan yang masih dihadapi para pembuat film yang berani mengangkat isu-isu kontroversial.